Papua terancam Ekosida dan Etnosida demi kepentingan ekploitasi mineral, perang TPNPB dan TNI/Polri akibat konflik politik sulit dihindari.
Dampaknya yang jadi korban adalah rakyat sipil papua secara fisik maupun psikis melahirkan krisis kemanusiaan ditegah inflasi ekonomi.Akibatnya dehumanisme dan imunitas akan semain masif, terstruktur dan sistematis demi kepentingan ekploitasi , monopoli dan ambisi kekuasan negara dan korporasi oligarki. Ini adalah krisis moralitas krisis humanisme dan krisis kesadaran manusia di pengaruhi oleh nafsu dan kerakusan penguasa.
Krisis Kesadaran di abad ini adalah ancaman serius terhadap keseimbangan kehidupan manusia dan alam semesta di dunia tetapi lebih khusus di Papua. Papua salah satu-satu dari tiga wilayah yang dikategorikan sebagai paruh-paruh dunia yang memiliki hutan tropis dan didalamnya hidup hewan-hawan tumbuhan dan flora dan fauna yang harus dilindungi ditegah ancaman perubahan iklim.
Masyarakat secara potensial, konflik kemanusiaan akibat keberagaman sangat mungkin terjadi tetapi yang terjadi tidaklah demikian. Demikian pula pelanet ini didiami jutaan spesies hewan menjadikannya sebagai negara dengan ragam hewan paling majemuk di dunia. Hewan-hewan ini memiliki peran dalam menjaga keseimbangan hidup di alam. Selanjutnya hutan diklaim sebagai wilayah hutan yang berperang besar dalam menyelamatkan bumi yang memberikan kehidupan kepada manusia.
Di bawah perut bumi juga kaya dengan mineral yang berharga menjaga stabilitas kehidupan planet bumi ini. Semua potensi ini perlu dilindungi dan dipergunakan secara arif demi kelangsungan keseimbangan alam untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Semua kekayaan ini adalah bagian dari penegasan identitas suatu bangsa harus dijaga dikelola dan dipelihara.
Prinsip cinta damai berlandaskan kesadaran eksistensial adalah hal yang mutlak diperlukan oleh masyarakat terutama masyarakat adat. Kesadaran eksistensial tidak hanya dibangun dengan alasan-alasan rasional dan penggunaan emosi nafsu keinginan serta kekuasaan semata tetapi melingkupi dan melampauinya.
Setiap orang harus sadar bahwa latar belakang, pengetahuan, budaya dan cara pandangan yang berbeda itu adalah hanyalah perbedaan aksidental yang dimiliki setiap manusia. Masyarakat juga perlu sadar bahwa dirinya juga sama-sama makhluk seperti juga hewan, tumbuhan dan mineral yang hakikatnya semua berasal dari satu substansi yang sama.
Pola lama pandangan logika Aristotelian yang memandang setiap aksiden memiliki esensi yang berbeda sehingga setiap wujud yang menjelma dianggap masing-masing sebagai wujud terpisah perlu ditinjau kembali. Sistem ini telah mempengaruhi paradigama intelektual manusia dan merasuki nalar agama. Perbedaannya pada tataran aksiden yang dikenai hukum gerak yang berupa kualitas, kuantitas, tempat dan posisi sebenarnya bukanlah perubahan wujud sebab wujud hakikatnya adalah satu. Perbedaannya hanya dalam segi intensitas.
Prinsip kesadaran manusia ini adalah sebuah evaluasi logika-filsafat yang mendalam. Terdapat empat orientasi dasar kesadaran eksistensial yang diperlukan manusia dalam rangka menciptakan keharmonisan lingkungan dan keselarasan dengan alam.
Pertama adalah : Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Kedua adalah : Kesadaran tentang melindungi aneka hewan-hewan atau binatang liar Ketiga adalah : Yakni kesadaran pelestarian hutan keempat adalah : Kesadaran pemanfaatan sumberdaya alam dan mineralnya Semua itu dibangun dengan prinsip kesadaran bahwa kita semua adalah bagian dari wujud yang berasal dari sumber yang sama.
Kesadaran Sesama Manusia
Setiap orang perlu menyadari bahwa semua manusia itu memiliki kelima ketegori substansi yang sama yakni materi, bentuk, jasad , jiwa dan akal. Perbedaan-perbedaan antar individu hanya pada kategori-kategori. Terlahir sebagai orang Papua dan suku sukunya merupakan kategori-kategori aksiden. Demikian juga perbedaan pola pikir ataupun agama hanya merupakan perbedaan cerapan-cerapan panca indera dan konsepsi pikiran.
Perbedaan-perbedaan itu tidak merubah unsur penting kita sebagai manusia yakni substansi. Bahkan keyakinan-keyakinan yang berbeda tetap saja tidak akan membuat perbedaan pada unsur-unsur substansi kita. Karena itu, setiap orang perlu memiliki kesadaran eksistensial untuk berpegang pada prinsip-prinsip universal kebenaran yang dikandung setiap agama, aliran kepercayaan dan kearifan-kearifan lokal.
Kesadaran Perlindungan adalah setiap orang sebagai manusia perlu memiliki pengetahuan akan pentingnya keberadaan spesis-spesies hewan guna menjaga stabilitas alam termasuk persoalan hidup manusia. Sumber-sumber pengetahuan tentang pentingnya keberlangsungan hidup hewan-hewan demi keseimbangan alam kiranya harus melampaui pemahaman sederhana seperti rantai makanan atau mutualisme simbiosis yang diajarkan pada bangku sekolah.
Perlu ditelaah kitab-kitab kuno untuk mempertegas pentingnya eksistensi hewan-hewan. Contohnya ajaran ajaran India kuno yang memandang setiap spesies hewan persis seperti penjaga kitub-kutub alam. Kesadaran akan perlindungan satwa tidak hanya diperlukan pada ranah luar seperti membanggakan diri bahwa bangsa Papua memiliki spesies-spesies unik dan lengkap, tetapi diperlukan kesadaran yang lebih mendalam yakni kesadaran eksistensial.
Prinsip ini dapat dipahami dengan baik sehingga muncul kesadaran bahwa hewan-hewan juga berada dalam status wujud sama sepeti kita manusia. Perbedaannya hanya pada tataran hirarkinya.Dan hirarki-hirarki itu sekaligus berada dalam lingkup wujud. Demonstrasi dan argumentasi yang mendalam dan menyeluruh tentang prinsip ini diharapkan dapat melahirkan kesadaran sesungguhnya bahwa manusia dan hewan-hewan adalah tidak terpisahkan dalam wujud.
Kesadaran pelestarian tumbuhan dimana kesadaran pelestarian ekosistem hutan dan tumbuh-tumbuhan adalah bagian penting dari penerapan identitas.Sisten ajaram wujud Hamzah Fansûrî bila dikemukakan secara mendalam dan menyeluruh akan memberikan kesadaran paling mendasar kepada kita akan pentingnya pelestarian hutan dan tumbuh-tumbuhan. Ajaran ini akan menghentikan keserakahan sebagian kecil orang yang merugikan hampir semua orang dan hamper semua makhluk.
Kesadaran yang akan dimunculkan oleh sisten wujud ini tidak hanya kesadaran emosional atau kesadaran intelektual saja tetapi melingkupi itu semua dan lebih mendasar yakni kesadaran eksistensial. Kesadaran ini akan melampaui emosi maupun inteleksi sebab kesadaran eksistensial adalah kesadaran pra emosi dan pra inteleksi.
Kesadaran tentang Sumber Daya Mineral Bila kesadaran bangsa timbul karena pengetahuan-pengetahuan tentang bahaya menipisnya cadangan sumber daya alam, maka kesadaran itu adalah kesadaran inteleksi. Kesadaran inteleksi ini umumnya berlanjut pada timbulnya rencana, hasrat atau keinginan untuk bertindak untuk melakukan sesuatu yang dapat menghentikan atau mencegah terjadinya kepunahan atau penipisan sumber daya alam khususnya mineral.
Munculnya rencana atau hasrat ini disebut dengan kesadaran emosi. Tetapi karena basisnya hanya intelek dan emosi, sementara pola pikir dan emosi manusia sifatnya berubah-ubah, maka sekalipun dua model kesadaran ini telah menghantarkan pada tindakan nyata, tetap saja pada kondisi tertentu pola pikir dan doktrin tertentu tetapi kesadaran ini adalah kesadaran yang mengada bersama manusia bersamaan dengan eksistensi manusia itu sendiri.
KESIMPULAN
Dari uraian tulisan ini, maka jelaslah bahwa prinsip manusia adalah sebuah sistem ideal yang dapat ditawarkan menjadi bagian dari landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi.Ajaran sufi adalah ajaran yang paling ideal untuk masyarakat karena kesesuaiannya dengan watak masyarakat.
Keberagaman yang sangat kaya yang dimiliki bangsa ini dalam setiap sisinya adalah kelebihan yang harus terus-menerus dirawat. Cara terbaik merawat keberagaman ini adalah dengan menghidupkan kembali ajaran-ajaran kaum intelektual masa lalu yang telah terbukti mampu menghadirkan harmonisasi. Ajaran tasawuf seperti yang dianut Hamzah Fansûrî adalah bagian dari kekayaan tradisi intelektual masa lalu yang mengajarkan prinsip-prinsi epistemologi dan ontologi yang kuat sehingga dapat menweujudkan kesadaran sesungguhnya yang melampaui penalaran dan emosi.
Ajaran-ajaran yang mengedepankan kekerasan dengan basis pemikiran yang dangkal tidak sesuai dengan corak dan watak masyarakat papua harus diatasi dengan suatu ajaran yang mengedepankan kedamaian dan memiliki basis yang kuat. Ajaranajaran yang mengedepankan kekerasan itu sibuk mencari perbedaan guna mereasisasikan permusuhan. Sementara ajaran sufi adalah ajaran yang melihat perbedaan sebagai sarana mendisiplinkan dan meningkatkan kualitas pribadi dengan cara menemukan kesamaankesamaan dalam tiap-tiap perbedaan.
#PapuaBukanTanahKosong
@sorotan
#PapuaDaruratEkosida
#PapuaDaruratMiliter
#PapuaDaruratEtnosida
#PapuaDaruratGenosida
#Pengikut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar